Kamis, 27 Desember 2012

Analisis kasus bagaimana upaya agar bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri



1. Mempopulerkan Bahasa Indonesia Melalui Dunia Entertainment
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi milik bangsa Indonesia yang memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang termasuk paling mudah untuk dipelajari dan dimengerti karena bahasa Indonesia tidak membutuhkan penggunaan nada, tambahan partikel di setiap kata, maupun perubahan kata akibat perbedaan waktu seperti yang terdapat pada beberapa bahasa milik negara lain. Dengan perkembangan zaman yang semakin modern, penggunakan bahasa dunia (seperti bahasa Inggris) menjadi tuntutan utama yang harus dipenuhi seseorang dalam dunia pekerjaan. Hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan pekerja yang mampu berbahasa Inggris. Hal ini membuat mulai bermunculan sekolah maupun universitas bertaraf internasional. Sebenarnya, tidak ada yang salah jika masyarakat Indonesia belajar bahasa percakapan dunia. Namun jangan sampai hal ini membuat kecintaan seseorang terhadap bahasa Indonesia menjadi berkurang. Bahkan sampai tidak mengetahui tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika masyarakat Indonesia sendiri saja tidak mencintai bahasanya sendiri, lalu siapa yang akan melestarikan warisan bangsa Indonesia?

Menyimak tentang kepopuleran negara Korea saat ini, mulai banyak sekali masyarakat dunia (termasuk orang Indonesia) yang berbondong-bondong mempelajari segala sesuatu tentang Korea seperti budaya dan bahasanya. Melalui dunia entertainment, popularitas negara Korea semakin lama semakin berkembang. Drama, film, maupun musik Korea pun laku di kancah internasional. Kebudayaan bangsa Korea yang menarik mengakibatkan masyarakat negara luar tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang kebudayaan negara Korea. Khalayak muda Indonesia juga tidak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan dunia entertainment yang sedang terjadi di negara ginseng tersebut. Ketertarikan terhadap dunia hiburan Korea juga membuat banyak anak muda Indonesia yang tertarik untuk mempelajari bahasa Korea. Sangat disayangkan bahwa saat ini banyak anak-anak muda yang lebih mengerti tentang kebudayaan luar dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.
Membuat masyarakat lokal dan asing tertarik dengan dunia entertainment Indonesia akan membuat mereka juga tertarik dengan kebudayaan bahkan bahasa dari negara Indonesia. Menciptakan drama dan sinetron berkualitas yang dapat dijual di pasar internasional akan membuat masyarakat dunia penasaran akan negara Indonesia. Hal ini akan membuat mereka tertarik untuk mempelajari segala sesuatu tentang Indonesia. Penyanyi berbakat yang dimiliki Indonesia juga bisa menjadi aset penting bagi negara Indonesia untuk memperkenalkan bahasa Indonesia. Dengan menciptakan lagu yang enak didengar juga lirik lagu yang berkualitas akan membuat masyarakat asing tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Untuk saat ini, kita mengetahui bahwa ada begitu banyak sinetron, film, atau pun lagu yang tidak membangun. Bahkan, banyak dari karya-karya tersebut yang secara tidak langsung memberi contoh yang buruk bagi masyarakat Indonesia. Akibatnya, sebagian besar masyarakat Indonesia sendiri beralih pada suguhan luar negeri karena karya-karya asing lebih menarik untuk dijadikan hiburan. Salah satu alasan di atas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh para seniman agar dapat menciptakan karya seni yang tidak hanya dapat dijual namun apa yang dijual tersebut dapat memberikan keuntungan dari berbagai aspek.
Dunia entertainment Indonesia yang dapat dikenal oleh masyarakat dunia pastinya akan memberikan dampak positif yang berlimpah-limpah bagi negara Indonesia. Membuat masyarakat asing tertarik akan kebudayaan Indonesia tidak hanya membuat mereka tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Indonesia, namun juga tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Dengan begitu, devisa negara dari sisi kepariwisataan akan semakin meningkat. Hal ini tentunya akan semakin membuat negara Indonesia semakin dikenal oleh dunia.  

2. Berbahasa: Mempertahankan Jati Diri di Negeri Sendiri
Berniat mengetahui tentang kedudukan bahasa Indonesia di tanah air sendiri, sampailah penulis di sebuah situs milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tercantum di dalamnya mengenai Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia yang notabene merupakan tes untuk mengukur kemampuan berbahasa Indonesia melaui tes tertulis dan lisan yang sasarannya adalah karyawan instansi pemerintah maupun swasta. Timbul pertanyaan apakah uji ini cukup efektif dan menarik untuk dilakukan sementara bahasa Indonesia semakin termarginalkan di tengah kompetisi global dan justru tidak dianggap lebih penting untuk ditonjolkan dibandingkan bahasa asing.
a)Bahasa Indonesia, Bahasa Nasional, Karakter Bangsa
Bahasa merupakan ciri utama dari identitas manusia serta simbol nasional dan identitas etnik yang kuat. Ketika mendengar seseorang berbicara, kita dapat langsung menduga gender, level pendidikan, umur, profesi dan asal orang tersebut (Spolsky, 1999). Sebagai bahasa nasional yang mempunyai kedudukan sebagai lambang kebanggaan, lambang identitas, alat pemersatu dan alat penghubung antardaerah, maka semakin bahasa Indonesia memasyarakat dan mengakar dalam diri setiap warganya, semakin kuatlah jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia. Sayangnya, terkadang justru masyarakat Indonesia tidak merasa bangga terhadap bahasa Indonesia. Kurang intensifnya pelatihan bahasa Indonesia bagi warga negara asing yang belajar di Indonesia masih kerapkali kita temui di berbagai daerah. Hal ini berkebalikan dengan Jepang, dimana negeri sakura tersebut mewajibkan pelatihan bahasa Jepang bagi warga negara asing yang belajar di negeri tersebut. Masyarakat Jepang merasa bangga dengan bahasa yang mereka gunakan, dan justru dengan arogansi bahasa itulah, kita dapat melihat cerminan jati diri dan karakter yang  kuat dari bangsa tersebut.

b)Terlalu Banyak Persaingan
Selain sebagai bahasa nasional, peran bahasa Indonesia sebagai bahasa negara pun semakin termarginalkan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang berkedudukan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional, serta alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi terasa belum maksimal digunakan. Bahasa Indonesia seperti kurang menarik untuk dieksplorasi oleh para penggunanya. Kompetisi global membuat bahasa asing, contohnya  bahasa Inggris makin marak diminati, berkebalikan dengan minat terhadap bahasa Indonesia. Menurut Alwasilah (2007), tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia adalah mempersiapkan pelaku dan pelibat komunikasi abad ke-21 sebagai abad kesejagatan dan persaingan. Bahkan dikatakan pula penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris adalah strategi kebudayaan agar mereka dapat bersaing dengan bangsa lain. Kedudukan Indonesia sebagai negara berkembang menyebabkan perdagangan bebas mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola interaksi pelaku pasar dan dengan keterbatasan pembatasan budaya asing yang masuk, perusahaan multinasional berlomba-lomba untuk menerapkan standar kompetensi penguasaan bahasa asing. Bahasa Indonesia dianggap tidak telalu penting untuk diperhatikan, distandardisasi dan dipelajari lebih dalam. Padahal menurut Suhendra dan Supinah (1997), seperti halnya tujuan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia yang diadakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia yang telah dibahas di atas, sebagai bahasa resmi  kenegaraan, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru dan kenaikan pangkat.
c)Peran Kita sebagai Warga Negara
Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan disebabkan oleh kekaburan pembedaan kedudukan. Kedudukan bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional menjadi semakin kabur jika bercampur aduk dengan bahasa Ibu dan bahasa asing. Pendidikan bahasa Indonesia seorang anak dimulai dari lingkungan keluarga. Selain bahasa ibu yang sering digunakan orangtua sebagai bahasa pengantar, sebaiknya orang tua dapat memperkenalkan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Penanaman bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai penghubung dapat dilakukan semenjak dini, sementara bahasa ibu tetap dapat dilestarikan dan diajarkan berdasarkan kondisi lingkungan. 
REFERENSI :
http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/15/mempopulerkan-bahasa-indonesia-melalui-dunia-entertainment-479751.html 
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/berbahasa-mempertahankan-jati-diri-di-negeri-sendiri-490307.html 

Sumber : http://dennyug34.blogspot.com/2012/11/analisis-kasus-bagaimana-upaya-agar.html

PENGARUH BAHASA ASING TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Senin, 17 Desember 2012

Manfaat dan Dampak Negatif Dari Peran Telematika



Dampak Telematika

Berbagai macam bentuk yang menjadi dampak penggunaan telematika merebak luas pada masyarakat. Dampak ini akan memunculkan dan merubah pola kehidupan, bekerja, berusaha bahkan merubah falsafah pada bidang-bidang tertentu. Dampak yang pasti adalah akan terjadinya perubahan minat bekerja yang lebih 

efisien dalam arti benefit to cost ratio, efektif dalam arti kualitas produk, jasa, dan pemerataan distribusi produk jasa kepada masyarakat. Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:
  1. Penghematan transportasi dan bahan bakar.
  2. Menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif.
  3. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah.
  4. Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.

Manfaat Telematika
  • Manfaat internet dalam e-Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi daam berbisnis dan memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
  • Manfaat internet dalam e-Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan informasi dan layanan untuk masyarakat.
  • Dalam bidang kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah bagi masyarakat luas.
  • Telematika cukup memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi Internet, maka Indonesia tak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis / electronic commerce (e-commerce).
  • Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya. Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara Eropa, Skandinavia, dan lainnya.
Dampak Negatif
  • Tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya, tindakan yang disebut carding, adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntungan pribadi.
  • Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic mail sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.
  • Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional.
  • Kejahatan telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup) yang berada di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang Rusia dan orang asing yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer beberapa internet retailer.
  • Kejahatan telematika merugikan perusahaan atau organisasi, Pada tahun 1995, Julio Cesar Ardita, seorang mahasiswa dari Argentina berhasil menyusup dan mengganti (cracking) data sistem yang ada di Fakultas Arts and Science Universitas Harvard.