Banjir adalah sebuah bencana yang diakibatkan oleh air. Air yang menggenang atau bahkan mengalir deras tidak pada tempatnya. Inilah yang akhir-akhir ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama dalam beberapa tahun terakhir ini. Mencegah lebih baik daripada mengatasi. Ada berbagai cara mencegah banjir. Namun sebelum kita membahasnya, sebaiknya pahami penyebab-penyebab banjir.
1. Banjir sebagai bencana alam
Banjir sebagai bencana alam berarti faktor penyebab banjir tersebut murni dari alam, misalnya hujan deras yang tak kunjung henti, pencairan salju yang terlalu cepat di negara dingin, naiknya permukaan ar laut, badai tropis, dan sebagainya.
2. Banjir sebagai malapetaka
Banjir sebagai malapetaka berarti kejadian banjir merupakan akibat dari suatu aktivitas insidental yang tidak diperkirakan sebelumnya, seperti rusaknya bendungan (sebagaimana kejadian Situ Gintung beberapa tahun silam), gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan sebagainya.
3. Banjir sebagai akibat kelalaian manusia
Banjir jenis inilah yang kerap kali menjadi polemik yang sulit diatasi. Banjir akibat kelalaian diakibatkan oleh tata kota semrawut yang tidak mengindahkan drainase yang baik, kebiasaan membuang sampah ke sungai sehingga sungai meluap, pengambilan lumpur dan pasir sungai berlebihan, penebangan dan pembukaan hutan,dan sebagainya.
Selain itu, sebuah kota yang efektif mencegah banjir adalah sebuah kota yang memiliki ruang terbuka hijau dan hutan kota dalam jumlah cukup. Bagaimanapun juga, pepohonan adalah salah satu kunci yang harus dipegang untuk mencegah banjir.
Selain dapat meresapkan air ke dalam tanah, pepohonan juga mampu memperbanyak cadangan air bersih di dalam tanah, sehingga polemik sulitnya mendapatkan air bersih di perkotaan tidak akan terjadi lagi. Pembuatan sumur resapan juga harus diperhitungkan untuk menyerap air hujan.
Sungai adalah aspek penting lainnya dalam cara mencegah banjir. Bantaran sungai pada sebuah tata kota yang baik seharusnya tidak dijadikan area pemukiman warga melainkan ditanami berbagai jenis pepohonan yang dapat menyerap air.
Rumah ‘ramah banjir’ adalah bagian dari tata perkotaan yang baik. Sebisa mungkin, rumah-rumah diperkotaan dilengkapi dengan atap menampung air hujan. Rumah yang dapat menampung air hujan ini sudah sejak dahulu didesain oleh para insinyur Jepang. Bentuknya dan konsep kerjanya yang sederhana membuat bangunan ini cocok ditempatkan di perkotaan yang rawan banjir dengan jumlah penduduk yang padat.
Rumah ‘ramah banjir’ ini juga tidak bermanfaat untuk mencegah terjadinya banjir tetapi juga dapat membantu manusia menampung air hujan dan menggunakannya untuk kegiatan sehari-hari, seperti mencuci mobil dan menyiram bunga.
Padahal, pohon adalah sahabat air. Dengan menebanginya, maka yang terjadi adalah tidak adanya penyerapan air yang efektif. Hal ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana.
Cukup ironis memang di negara yang menjadi salah satu paru-paru dunia ini terjadi banjir di mana-mana. Oleh karena itu, kita bisa mencegah banjir dengan menambah pohon-pohon di sekitar kita. Tanam sebanyak mungkin pohon agar daya serap air oleh pohon bisa mencegah banjir.
Cara efektif untuk mencegahnya adalah dengan mendisiplinkan warga kota untuk tidak membuang sampah sembarangan. Daur ulang sampah yang bisa didaur ulang dan manfaatkan sampah-sampah organik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, seperti dibuat pupuk atau bahan bakar organik.
Menjaga kebersihan sepertinya merupakan PR besar bagi penduduk Indonesia. Perlu dibangkitkan kesadaran bahwa kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya bukan saja menyebabkan tersumbatnya saluran air dan mengakibatkan banjir, tetapi juga menyebabkan lingkungan menjadi kumuh, kotor, dan tidak sedap dipandang.
Penyimpanan sampah organik di dalam lubang biopori tidak hanya bermanfaat untuk meresapkan air, tetapi juga menghasilkan kompos. Dengan memanfaatkan kompos ini secara tidak langsung kita lebih menjaga lingkungan dari pupuk-pupuk kimia.
Cara membuat lubang biopori cukup mudah, Anda cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm, kedalaman lubang sekitar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, Anda semakin aman dari bahaya banjir.
Batang bambu yang beruas-ruas dan bolong berguna untuk menyimpan air saat tanah di bawahnya tidak sanggup lagi menampung air. Kemudian di musim kering, bambu akan menurunkan air yang disimpannya di dalam ruas batangnya ke dalam tanah.
Bambu juga membuat udara lebih sejuk karena dapat menghasilkan oksigen sebanyak 35%. Penanaman bambu sebaiknya dilakukan di tepi rumah penduduk, di sisi bangunan-bangunan besar, dan di bantaran sungai.
Sumber : http://www.anneahira.com/cara-mencegah-banjir.htm
Cara Mencegah Banjir – Kenali Penyebabnya
Banjir bisa merupakan bencana alam atau akibat ulah manusia merusak alam. Untuk menangani dan mencegah banjir dengan tepat, ketahuilah berbagai penyebab banjir.1. Banjir sebagai bencana alam
Banjir sebagai bencana alam berarti faktor penyebab banjir tersebut murni dari alam, misalnya hujan deras yang tak kunjung henti, pencairan salju yang terlalu cepat di negara dingin, naiknya permukaan ar laut, badai tropis, dan sebagainya.
2. Banjir sebagai malapetaka
Banjir sebagai malapetaka berarti kejadian banjir merupakan akibat dari suatu aktivitas insidental yang tidak diperkirakan sebelumnya, seperti rusaknya bendungan (sebagaimana kejadian Situ Gintung beberapa tahun silam), gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan sebagainya.
3. Banjir sebagai akibat kelalaian manusia
Banjir jenis inilah yang kerap kali menjadi polemik yang sulit diatasi. Banjir akibat kelalaian diakibatkan oleh tata kota semrawut yang tidak mengindahkan drainase yang baik, kebiasaan membuang sampah ke sungai sehingga sungai meluap, pengambilan lumpur dan pasir sungai berlebihan, penebangan dan pembukaan hutan,dan sebagainya.
Cara Mencegah Banjir: Mendirikan Bangunan atau Konstruksi Pencegah Banjir
Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat banjir ini. Oleh karena itu, alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar bencana banjir itu tidak lagi dialami oleh masyarakat Indonesia. Cara mencegah banjir yang efektif salah satunya adalah dengan membangun konstruksi pencegah banjir.- Membangun Kanal Air. Kanal air adalah sungai buatan untuk mengalirkan air sehingga air itu sampai ke laut.
- Membuat bendungan. Bendungan atau dam memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau untuk membangkitkan tenaga listrik.
- Membuat tanggul. Tanggul adalah bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai.
Cara Mencegah Banjir: Membuat Tata Kota yang Baik
Tata kota yang baik adalah salah satu kunci dalam membuat kota yang nyaman ditempati, tidak semrawut, dan merupakan cara efektif mencegah banjir. Salah satu bentuk tata kota yang baik adalah dengan mendirikan konstruksi-konstruksi pencegah banjir yang telah disebutkan di atas. Drainasenya juga harus baik. Pembangunan drainase kota seharusnya memperhitungkan debit air hujan yang biasanya turun di kota tersebut.Selain itu, sebuah kota yang efektif mencegah banjir adalah sebuah kota yang memiliki ruang terbuka hijau dan hutan kota dalam jumlah cukup. Bagaimanapun juga, pepohonan adalah salah satu kunci yang harus dipegang untuk mencegah banjir.
Selain dapat meresapkan air ke dalam tanah, pepohonan juga mampu memperbanyak cadangan air bersih di dalam tanah, sehingga polemik sulitnya mendapatkan air bersih di perkotaan tidak akan terjadi lagi. Pembuatan sumur resapan juga harus diperhitungkan untuk menyerap air hujan.
Sungai adalah aspek penting lainnya dalam cara mencegah banjir. Bantaran sungai pada sebuah tata kota yang baik seharusnya tidak dijadikan area pemukiman warga melainkan ditanami berbagai jenis pepohonan yang dapat menyerap air.
Rumah ‘ramah banjir’ adalah bagian dari tata perkotaan yang baik. Sebisa mungkin, rumah-rumah diperkotaan dilengkapi dengan atap menampung air hujan. Rumah yang dapat menampung air hujan ini sudah sejak dahulu didesain oleh para insinyur Jepang. Bentuknya dan konsep kerjanya yang sederhana membuat bangunan ini cocok ditempatkan di perkotaan yang rawan banjir dengan jumlah penduduk yang padat.
Rumah ‘ramah banjir’ ini juga tidak bermanfaat untuk mencegah terjadinya banjir tetapi juga dapat membantu manusia menampung air hujan dan menggunakannya untuk kegiatan sehari-hari, seperti mencuci mobil dan menyiram bunga.
Cara Mencegah Banjir: Menjaga Kelestarian Alam
Salah satu penyebab banjir adalah kelestarian alam yang sudah rusak. Pohon-pohon ditebangi di mana-mana. Adanya kebakaran hutan atau sengaja dibakar untuk kepentingan manusia juga bukit-bukit yang dibuat vila-vila mewah oleh manusia juga dapat menyebabkan banjir. Semuanya itu merusak kestabilan lingkungan. Terutama berkurangnya jumlah pohon yang ada di Indonesia.Padahal, pohon adalah sahabat air. Dengan menebanginya, maka yang terjadi adalah tidak adanya penyerapan air yang efektif. Hal ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana.
Cukup ironis memang di negara yang menjadi salah satu paru-paru dunia ini terjadi banjir di mana-mana. Oleh karena itu, kita bisa mencegah banjir dengan menambah pohon-pohon di sekitar kita. Tanam sebanyak mungkin pohon agar daya serap air oleh pohon bisa mencegah banjir.
Cara Mencegah Banjir: Menjaga Kebersihan
Lingkungan yang kotor dengan menumpuknya sampah di mana-mana menyebabkan aliran air atau bahkan sungai tidak dapat mengalir dengan derasnya. Hal ini menyebabkan pendangkalan air sungai. Dengan dangkalnya sungai tersebut, sungai yang ada tidak dapat menampung air dengan banyak. Air yang ada tidak bisa mengalir dengan lancar sampai ke laut sehingga terjadilah banjir.Cara efektif untuk mencegahnya adalah dengan mendisiplinkan warga kota untuk tidak membuang sampah sembarangan. Daur ulang sampah yang bisa didaur ulang dan manfaatkan sampah-sampah organik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, seperti dibuat pupuk atau bahan bakar organik.
Menjaga kebersihan sepertinya merupakan PR besar bagi penduduk Indonesia. Perlu dibangkitkan kesadaran bahwa kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya bukan saja menyebabkan tersumbatnya saluran air dan mengakibatkan banjir, tetapi juga menyebabkan lingkungan menjadi kumuh, kotor, dan tidak sedap dipandang.
Cara Mencegah Banjir: Membuat Lubang Biopori
Lubang biopori adalah sebuah inovasi karya orang-orang Institut Pertanian Bogor. Lubang biopori adalah lubang berdiameter 10 cm yang diisi sampah-sampah organik. Sampah organik kemudian akan membusuk dan dapat meresapkan air yang masuk ke dalamnya.Penyimpanan sampah organik di dalam lubang biopori tidak hanya bermanfaat untuk meresapkan air, tetapi juga menghasilkan kompos. Dengan memanfaatkan kompos ini secara tidak langsung kita lebih menjaga lingkungan dari pupuk-pupuk kimia.
Cara membuat lubang biopori cukup mudah, Anda cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm, kedalaman lubang sekitar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, Anda semakin aman dari bahaya banjir.
Cara Mencegah Banjir: Menanam Bambu
Bambu adalah salah satu jenis tanaman yang tepat ditanam di daerah banjir. Pasalnya, pohon bambu dikenal sebagai tanaman yang dapat mengkonservasi air dengan baik.Batang bambu yang beruas-ruas dan bolong berguna untuk menyimpan air saat tanah di bawahnya tidak sanggup lagi menampung air. Kemudian di musim kering, bambu akan menurunkan air yang disimpannya di dalam ruas batangnya ke dalam tanah.
Bambu juga membuat udara lebih sejuk karena dapat menghasilkan oksigen sebanyak 35%. Penanaman bambu sebaiknya dilakukan di tepi rumah penduduk, di sisi bangunan-bangunan besar, dan di bantaran sungai.
Cara Mencegah Banjir yang Mudah Dilakukan
Setiap orang yang tinggal di perkotaan memiliki peranan untuk mencegah banjir di kotanya. Beberapa langkah sederhana di bawah ini dapat menghindari kota tergenang air banjir:- Bersihkan saluran air secara teratur.
- Hindari membuang sampah sembarangan, terutama di tempat mengalirnya air seperti sungai, selokan, dan gorong-gorong.
- Lakukan penghijauan dengan cara memperbanyak tanaman hijau di pekarangan dan di tanah-tanah kosong.
- Jangan beton pekarangan rumah Anda, sediakan lahan untuk dijadikan taman sehingga air hujan meresap baik.
- Hindari menebang pepohonan secara berlebihan.
- Lakukan kerja bakti untuk memperlebar sungai, agar sungai dapat menampung lebih banyak air.
Sumber : http://www.anneahira.com/cara-mencegah-banjir.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar